Pratista Skin Care

PARABEN: Faktanya Ga Semenakutkan Itu Kok!

22 Sep 2020
Share :
Facebook Twitter Print

Kamu pernah kepikiran ga sih, kok skincare atau kosmetik kamu bisa bertahan beberapa tahun sampai akhirnya kadaluarsa? Ya tentu saja dengan bantuan pengawet. Salah satu bahan pengawet yang sering ditemui dalam produk skincare adalah paraben (para-hydroxybenzoate). Paraben di dalam skincare biasanya berupa methylparaben, propylparaben, butylparaben, ethylparaben, 4-hydroxy methyl ester benzoic acid, atau methyl 4-hydroxybenzoate.

Buat kamu yang sudah mengenal skincare, seharusnya sudah familiar sama kandungan ini karena bahan ini cukup kontroversial semenjak ada riset pada tahun 2004, yang mengkorelasikan paraben dengan kanker payudara. Mereka menyebutkan bahwa senyawa metabolis pada paraben (bukan parabennya sendiri) ditemukan juga pada sample kanker payudara. Tapi sebenarnya riset ini sudah diklarifikasi oleh salah satu penelitinya, P. Darbre yang mengatakan bahwa tidak ada klaim di dalam penelitian tersebut yang menyuatakan dengan jelas bahwa paraben yang menyebabkan kanker payudara.

Namun masyarakat nampaknya sudah terlalu takut akan bahan tersebut yang menyebabkan banyak brand yang mengeluarkan produk dengan label paraben-free. Hal ini dilakukan untuk menjawab keresahan orang yang menghindari paraben karena dianggap dapat memicu kanker payudara. Nah sebelum kamu menjauhi kandungan ini, kita cek beberapa faktanya dulu yuk!

  1. Fungsi Paraben

Fungsi utama dari paraben adalah untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur di dalam produk agar kualitas produk tetap terjaga. Kamu ga mau kan produk kamu hanya bertahan beberapa hari aja dan sudah ditumbuhi bakteri dan jamur?

  1. Paraben aman digunakan dalam jumlah yang sedikit

Berdasarkan batas aman yang ditentukan FDA (Food and Drug Administration), paraben masih aman digunakan jika tidak lebih dari 0.4% untuk ester tunggal dan 0.8% untuk ester campuran.

  1. Paraben akan terurai sebelum masuk ke dalam tubuh

Di dalam makanan yang kita konsumsi ternyata juga terdapat kandungan paraben, lho, seperti kacang kedelai, blueberry, wortel, dan ketimun. Namun kandungan ini tidak berbahaya karena paraben merupakan kandungan yang sulit mengendap di dalam tubuh dan akan dibuang melalui urine maupun keringat.

  1. Cocok-cocokan

sama seperti kandungan skincare lainnya, akan ada sebagian orang yang akan memberikan reaksi negatif jika menggunakan skincare ber-paraben.. Maka dari itu, setiap kali kamu menggunakan produk ada baiknya dilakukan patch test terlebih dahulu ya.

Jika kamu merasa tidak cocok dengan skincare ber-paraben, ada beberapa bahan yang bisa menjadi alternatif yang bisa menjadi pengawet, seperti phenoxyethanol, potassium sorbate, DMDM Hydantoin, butyl hydroxy toluena, dan lain-lain.

Walaupun memang berdasarkan artikel dari Michelle-Chemistry PhD , Paraben ditemukan hampir di 85% produk yang beredar, selain karena paraben efektif digunakan dalam jumlah yang kecil, paraben juga dapat bekerja dengan baik di berbagai sediaan atau jenis produk, dapat melawan berbagai macam mikroba, dan sudah digunakan hampir 100 tahun, sehingga track record penggunaan dan efek sampingnya pun sangat banyak dan jelas.

Nah gimana?, setelah membaca fakta-fakta di atas, apakah kamu masih menjauhi paraben? Malah sebenarnya paraben berperan penting agar skincare yang kamu gunakan tidak mudah rusak dan berjamur lho, dan secara ga langsung juga melindungi kulit kamu dari jamur dan mikroba yang bisa jadi tumbuh di sediaan skincare kamu.

Kalo kamu masih bingung seputar permasalahan kulit atau gimana cara milih skincare yang tepat, boleh yuk #curhatinkeminsta aja, Minsta bakal bantu untuk rekomendasiin produk yang sesuai dengan kebutuhan kulit kamu.

Klik Link berikut untuk konsultasi otomatis via Wbsite : Link WEB KONSUL

Klik link berikut untuk chat Minsta via WA : Link KONSULTASI & ORDER